Mar 7, 2011

Mengapa Nabi SAW Sangat Sayang Dengan Kucing...??

Salam. Di sini lagi kita.

Hari ini, aku ada sedikit perkongsian mengenai Hamba Allah SWT yang bernama KUCING. Ya, KUCING.


Awoooooo....

Ok, aku bukanlah penggemar kucing seperti Akak, Mak aku or kawan-kawan aku yang lain. Tapi aku takde la benci mereka seperti pengkid yang membunuh kucing dalam FB baru-baru ni. Jujur, bila baca artikel ini (link asal), aku rasa kasihan dengan kucing-kucing kat rumah aku kat JB 2. Belum masuk lagu kucing Gandong kat Bangi yang asyik beromen je keje..!!! Macam nak balik je mintak maaf kat kucing-kucing rumah 2. (Kejap je baiknya. Kalau dia ngempeng kat aku, side kick kena..!! Sebab 2 sumer kucing xmoh ngn aku, kt JB 2..!!!!) Ahakz.

Aku masih kurang baik translationnya dari bahasa Indonesia, walaupun ada yang aku paham. But, I'll do my best...!!

Silakan membaca....

Nabi SAW menekankan dalam beberapa hadisnya bahwa kucing itu tidaklah najis. Bahkan diperbolehkan untuk berwudhu menggunakan air bekas minum kucing kerana dianggap suci. Lantas kenapa Rasulullah SAW yang buta baca-tulis, berani mengatakan bahwa kucing suci, tidak najis? Bagaimana Nabi SAW mengetahui kalau pada badan kucing tidak terdapat najis?

Pada kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk anti-telur bakteria. Otot kucing juga mampu menyesuaikan diri kucing tersebut dengan sentuhan otot manusia. Tu yang kalau kalian tengok kucing tu ngempeng kat korang, senang je dia buat, kan...???

Pada permukaan lidah kucing diliputi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing. Benjolan ini bengkok mengerucut seperti file-set (alat kikir) atau gergaji. Bentuk ini sangat berguna untuk membersihkan kulit. Ketika kucing minum, tidak ada setitis pun cairan yang jatuh dari lidahnya. Malahan, lidah kucing sendiri merupakan alat pembersih yang paling canggih. Permukaannya yang kasar boleh membuang bulu-bulu mati & membersihkan bulu-bulu yang masih ada di badannya.

Banyak penelitian terhadap kucing telah dilakukan dari perbezaan usia, perbezaan posisi kulit, punggung, bahagian dalam telapak kaki, pelindung mulut & ekor. Setiap bahagian tersebut, sampel diambil sampel. Di samping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada bahagian-bahagian yang khusus. Tidak lupa jugacairan khusus yang ada pada dinding dalkam mulut, dan lidahnya.

Hasil yang diperolehi ialah:

1. Hasil yang diambil dair kulit luar tenyata negatif berkuman, meskipun ianya telah dilakukan secara berulang.

2. Perbandingan kuman yang ditanam memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan yang diambil dari dinding mulut kucing tersebut.

3. Cairan yang diambil dari permukaan dinding mulut kucing itu juga memberikan hasil negatif berkuman.

4. Hanya sekali kuman yang ditemui ketika proses penelitian. Kuman itu masuk kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia, dalam jumlah yang terbatas seperti, enterobacter, streptococcus dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dari 50 ribu pertumbuhan.

5. Tiada kelompok kuman yang beragam.

Berbagai sumber yang dipercayai hasil penelitian makmal menyimpulkan bahwa kucing tidak memiliki kuman & bakteria. Liurnya bersih dan membersihkan.

Pendapat Para doktor yang terlibat dalam bidang Kuman-kuman ni:

Menurut Dr.George Maqshud, ketua makmal di Hospital Baitharah, jarang sekali ditemukan wujudnya kuman pada lidah kucing. Jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit.

Subhanallaah !

Dr. Gen Gustafsirl juga mengatakan bahawa kuman yang paling banyak terdapat pada anjing, manusia 1/4 anjing, kucing 1/2 manusia. Kepada Muslimin Muslimat, tak hairan kan....?

Dokter haiwan di Hospital Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahawa kucing memiliki perangkat pembersih yang bemama lysozyme.

Kucing tidak suka air karena air merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri, terlebih pada genangan air (lumpur, hujan). Kucing juga sangat menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia tdk banyak berjemur & tidak dekat dengan air. Tujuannya agar bakteria tidak berpindah kepadanya. Inilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing

Tetapi ketika sebahagian doktor & percubaan yang telah dilakukan di makmal haiwan, ditemukan badan kucing bersih secara keseluruhannya, & ia lebih bersih dari manusia...!!!! Ramai pembaca website yang merisaukan wujudnya Toxoplasma pada kucing,. Benarkah Toxoplasma itu virus? Atau hanya sekedar parasit yang bisa menempel pada tubuh makhluk yang hidup?

Perhatikan apa yang ditunjukkan oleh Rosulullah SAW pada sahabatnya:

Hadis Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu. Pada saat itu, datanglah seekor kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di sebuah bekas sampai kucing itu minum. Kabsyah berkata, “Perhatikanlah.” Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu hairan?” Ia menjawab, “Ya.” Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Nabi SAW pernah bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling rumah (binatang peliharaan),” (HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud Dan Ibnu Majah).

Diriwayatkan Ali bin Al-Hasan Dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi Saw pergi ke Bathhan sebuah daerah di Madinah. Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bekas”. Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi SAW menuju ke bekas tersebut. Namun, seekor kucing datang dan menjilat air di dalam bekas tersenut. Melihat itu, Nabi SAW berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu Baginda berwudhu. Nabi SAW ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.”

Yeay..!!! Terbukti yang aku bukan NAJIS...!!!!

Diriwayatkan dari Daud bin Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah RA semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah RA, tenyata Aisyah RA sedang solat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk meninggalkan bubur tersebut. Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan Solat, ia lupa mengenai bubur tersebut. Datanglah seekor kucing, lalu memakan sedikit bubur tersebut. Ketika Aisyah RA melihat bubur tersebut dimakan kucing itu, Aisyah RA membersihkan bahagian yang disentuh kucing tersebut, dan Aisyah RA memakannya. Rasulullah Saw bersabda, “Ia tidak najis. Ia binatang yang berkeliling.” Lagi, Aisyah RA pernah melihat Rasulullah Saw berwudhu dari sisa jilatan kucing, (HR AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni).

Subhaanallah!! Kalaulah bukan dari wahyu Allah tentulah Rasulullah Saw yang buta baca-tulis ini takkan berani mengatakan bahwa kucing itu bersih? Segala sesuatu yang baru ditemukan oleh para ilmuwan hari ini, ternyata sudah diketahui oleh Rasul Kita Muhammad saw sejak 1500 tahun yang lalu.

No comments:

Post a Comment